Minggu, 24 Juli 2016

Follow your brain. Your heart as stupid as shit!






Teringat akan kutipan di salah satu tulisan saya "Yang paling sulit adalah melawan diri sendiri", Kutipan penuh arti bermakna ini memang sangat sulit untuk dipahami. 

Bagaimana bisa seorang kita melawan diri kita sendiri? 

Apakah kemudian kita melawan diri kita yang lain? 

Yang lain? 

Yang lain bagaimana? 

Ataukah sebenarnya diri kita terdiri dari dua hal? 

Definisi kata 'Melawan' yang berasal dari kata "Lawan" sendiri, menurut KBBI adalah pengertian dari pergulatan, pertengkaran untuk menentukan pemenang, maka kata melawan harusnya diperuntukkan bagi sesuatu yang memang ada lawan nya. 

Lalu siapa yang kita lawan saat melawan diri kita sendiri?

Mungkin, dalam hal ini kita memang harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang akan bergulat atau saling melawan dalam diri kita. Siapa itu? Saya rasa, ah tidak, saya tahu yang sedang bergulat dalam diri saya adalah hati dan fikiran saya, atau perasaan dan logika saya.

Mereka bertengkar? Ya, hampir setiap waktu. Mereka tak pernah sepakat. Mereka tak pernah satu paham. Sering bertentangan dan berlawanan arah. Membuat saya merasa letih. Apasih yang membuat mereka bertengkar? Lalu, yang mana yang harus saya ikuti? Kata hati, ataukah logika?

Faktor nya cukup banyak yang mendasari pertengkaran mereka. Dari mulai rutinitas sehari-hari sampai urusan cinta-cintaan yang rumit. Seperti misalnya, Senin pagi ini, saya rasanya ingin sekali berada di kasur seharian namun logika memerintah keras untuk bangun dan pergi bekerja , logika kamu menang. 

Dan, seperti ketika hati menjatuhkan pilihan pada seseorang yang sangat hati sukai, sampai mungkin membuat kita rela mencuri bulan dari langit untuknya, tetapi logika tahu bahwa hati telah salah memilih tambatan hati. Siapa yang akan menang kali ini?

Entah karena seseorang tersebut berperilaku tidak baik, atau tidak menghargai perasaan kita sepenuh hati, atau mungkin seseorang itu akan membuat pribadi kita menjadi tidak baik, atau bisa juga karena seseorang itu tak memenuhi kriteria untuk masuk dan dicintai keluarga kita. 

Atau yang lebih berbahaya jika seseorang itu berperilaku sangat baik terhadap kita, menghargai kita dengan baik, membuat kita jadi lebih baik, namun ternyata dia bukan seseorang yang digariskan menjadi milik kita.

Bisa karena ternyata kita sudah terlebih dahulu ada ikatan, atau dia yang memang telah terikat, atau karena memang Tuhan masih merahasiakan siapa jodoh kita. 

Entahlah, bukan kita yang salah, tetapi hati yang tak pernah pakai otak dalam mencintai lah yang bersalah. Paling tidak menyalahkan hati bisa melindungi hasrat salah menguasai diri kita selama ini.

Hati, kurasa kali ini kamu hampir menang (:

Mungkin.. 

Kamis, 21 Juli 2016

Perempuan & Cinta





Perempuan kuat bukanlah ia yang tak mau menangis karena terlihat lemah, justru ia selalu jujur dengan perasaanya sendiri dan berani mengungkapkannya.

Ia dapat melakukan banyak hal dengan tangan dan kakinya sendiri, tapi juga tak segan menyandarkan kepalanya diatas bahu seseorang yang dipercaya diakhir hari. Ia tak berkeberatan menghabiskan waktunya sendirian, tapi tetap membutuhkan teman bicara saat bulan mulai mengintip diakhir hari.

Perempuan kuat memperjuangkan bahagianya dengan mandiri sebelum membahagiakan orang lain. Persediaan bahagianya harus cukup untuk dirinya dan untuk orang-orang yang dikasihinya. Tak mungkin ia bisa bahagia jika bahagianya hanya diperuntukkan untuk orang lain, ia tak mau menipu dirinya sendiri.

Perempuan yang kuat melindungi apa yang jadi miliknya, tapi juga tahu kapan harus melepaskan mereka yang tak lagi memberinya rasa nyaman. Mereka yang tak lagi menghargai, membutuhkan dan mencintai dirinya. Ia tahu itu, ia tahu tak ada gunanya mempertahankan apa yang sudah mati, dan yang benar-benar tulus kepadanya tak akan pernah menyakitinya dengan sengaja. Dan ia tak pernah ragu untuk berkemas saat kesedihan semacam itu datang.

Ia tak segan untuk meminta maaf bahkan bagi segelintir orang, ia akan melakukannya saat ia tak merasa bersalah. Itu adalah salah satu caranya untuk mempertahankan apa yang diyakininya harus terus berlangsung. Tapi bukan berarti lantas ia melupakan. Ia mencatat semua dalam kepalanya dan berjanji pada dirinya sendiri tak akan membiarkan hatinya disakiti dengan cara yang sama lagi.

Perempuan kuat terkadang, juga merasa tak aman. Ada kalanya ia harus berteriak keras dan memukul dadanya kuat-kuat ketika ia merasa terancam. Bukan karena ia lemah, namun karean intuisinya selalu membisikkan ke telinganya ketika ada bahaya mengancam. Itulah saatnya ia menutup pintunya rapat-rapat dan menggemboknya dengan besi berlapis. Setan sekalipun tak dapat membuka pintu itu kalau ia sudah melakukannya.

Ia tak mengaku dirinya hebat, juga tidak mendongakkan kepalanya seperti induk jerapah. Bahkan ada saatnya, ia mengaku kalah dan menunduk lesu. Saat itu ia tak segan memasang telinganya untuk mendengarkan suara-suara baik yang membuat lehernya dapat kembali tegak, matanya kembali berbinar, dan senyumnya kembali terulas.

Perempuan yang kuat tahu kapan harus merenggangkan kedua kakinya, dan kapan harus menutupnya. Dan ia membuka lebar kedua kakinya pada satu nyawa yang bersetia kepadanya dan menjaganya. Tak hanya itu, ia juga mengunci peluknya rapat-rapat kepada lelaki semacam itu.

Perempuan kuat memang tak selalu bertubuh besar dan kuat, tapi ia mempunyai hati yang lebih kuat dari baja tahan karat. Ketika kau melihatnya sedang marah atau mendapatinya tengah menangis, itu bukan karena hatinya lemah, tapi itu saatnya ia memberi kekuatan baru pada dirinya sendiri.



Harga diri perempuan bukan pada apa yang melekat di tubuhnya, atau siapa laki-laki yang ada di sisinya, tapi pada apa yang melekat dalam hatinya dan tersimpan dalam kepalanya. Ia tak tergiur harta, namun ia tahu bagaimana cara menghidupi dirinya sendiri dengan cara terhormat. Ia tak tergiur oleh kerupawanan, tapi ia melihat hati, ia menghargai siapapun orang yang selalu ada untuk nya dan tak pernah meremehkannya.

Ketika ia bermanja, bukan berarti ia lemah. Tapi ia sedang menunjukkan sisi keperempuanan nya. Ia tak menjadikan keperempuanan nya sebagai senjata untuk menyerang, tapi untuk memanusiakannya dan mengingatkannya pada kodratnya.

Aku dilahirkan sebagai perempuan dan tentu akan tetap menjadi perempuan hingga aku mati. Lalu, dapatkah aku menjadi perempuann kuat seperti tulisanku? Ya, aku rasa aku bisa. Tidak, bukan aku rasa, melainkan aku tau aku bisa. Aku perempuan dan bukan alasanku menjadi lemah karena aku permpuan. Aku perempuan, dan aku kuat karena aku perempuan. Do you, girls?

Cheers..

Minggu, 10 Juli 2016

Tetaplah berjalan meskipun perlahan




Are you kidding me? Oh God, I'm not pretty sure that I almost 20 years old this year. The world must be kidding me..

Serius loh waktu terasa berlari sangat cepat, saya masih ingat betul betapa repotnya saya mencari perlengkapan benda-benda penuh kode untuk ospek masuk SMA yang ternyata udah lewat hampir 7tahun lalu. Time really run so fast baby..

Lalu kalau menurut 'Kyoko Escamilla' umur 20 tahun itu adalah tahun egois untuk seseorang. Pada usia tersebut seseorang dianjurkan egois menghabiskan waktu serta memusatkan perhatian hanya untuk dirinya sendiri. Untuk menggali apa yang ada pada diri sendiri dan belum tampak. Untuk melihat segala hal dengan mata secara langsung, menyentuh dengan tangannya secara langsung, merasa sakit langsung dengan hatinya dan tidak lagi sekedar menjadi pendengar atau penonton kehidupan.

Maka 'Kyoko' menganjurkan kita untuk sangat memiliki 'me time', benar-benar 'me time' untuk kemudian tau kemana arah hidup kita yang dituju dan menemukan jati diri sendiri.

Well, saya sedang menginjak masa itu. My selfish year is already coming, lalu saya mau apa?Traveling sejauh mungkin? Mencoba semua pergaulan? Atau mencari cinta sejati? Sayang, semuanya tidak.

Saya mungkin satu diantara beberapa orang yang tidak bisa menempatkan selfish year pada usia twenties. Why? Karena saya sudah punya banyak PR. Entahlah yang jelas saya belum bisa selfish untuk saat ini karena dibanding harus nurutin rasa penasaran saya tentang ini itu saya lebih baik fokus disatu hal yakni pekerjaan yang menghidupi keluarga saya. That's why.

Meskipun kadang nggak munafik, naluri teenagers saya sering muncul dengan kuat, seringkali saya ingin masabodoh dengan tanggung jawab yang dibuat keadaan, ingin hanya peduli pada diri sendiri dan serakah untuk kesenangan pribadi.

Seperti ketika ingin membeli barang bagus yang saya suka dan cukup prestige harganya, tapi kebentur dengan biaya pendidikan adik (that's the truth life) yaudah harus ngalah dan mesti ikhlas..

Tapi, saya ngga menyesal walaupun hidup saya banyak luka disana sini dan nggak mulus seperti paha Yoo ra SNSD, karena penyesalan juga ngga bisa memperbaiki apapun.

Maka, saya ngga bisa sependapat sama neng 'Kyoko' ini, mungkin saya akan menerapkan selfish time dalam hidup saya saat orang-orang terkasih saya sudah hebat dengan fondasi mereka masing-masing, sudah kuat dengan kaki-kaki mereka sendiri baru saya bisa sibuk dengan 'me time'

Untuk sekarang sampai entah kapan nanti, saya nikmati aja prosesnya, stress karena pekerjaan, income yang belum bisa lebih, hidup jadi pejuang jauh dari keluarga, bingung cari pekerjaan lain, kuliah yang kadang bikin pusing biayanya, sampai masalah cinta-cintaan yang bikin diet mendadak. Alah.

Toh, setiap orang pasti punya luka disana sini juga hidupnya, pernah jatuh juga pasti sebelum kuat bangkit berdiri. Tinggal belajar menikmati ilmu survive for fight nya saja, sama minta ridho Allah swt.

So, Tetaplah berjalan meski perlahan, tetaplah beranjak meski berat. Waktu tidak mengubah apapun, langkah kita lah yang menggerakkan tangan Tuhan untuk membuka jalan-jalan yang baru. Nikmatilah prosesnya..

Because, we all are a little broken and that's okay..


Selasa, 05 Juli 2016

Alhamdulillah harus Sehat :)

Rabu, 06 Juli 2016 pukul 00:31..

Kalau dikalender sekarang ini lebaran atau hari raya Idul Fitri 1437 H. Alhamdulillah. Posisi saya sekarang ini udah paling pas, tiduran disamping Ibu tercinta yang udah pulas merajut mimpi duluan. Entahlah saya masih terjaga. Padahal besok pagi harus bangun siap-siap shalat IED sama keluarga yang lain.

Karena ngga bisa tidur, handphone jadi pilihan untuk membunuh waktu. Seharian menjelang lebaran ini saya sibuk bebenah rumah sama keluarga mulai dapur sampai teras. Masak ini itu buat nyambut lebaran yang datang setahun sekali, ya kalau setahun berkali-kali namanya sih liburan.

Sedang asik cek social media ternyata ada salah satu pesan dari teman pria yang agak unik


padahal baru sekitar minggu lalu kami ngobrol tentang kepribadian bahas saya yang introvert dan dia si ekstrovert, lah kok tiba-tiba nanya kabar sampai make sure saya sehat atau engga.

Baris teks pesan pun bermunculan dari pertanyaan kecil yang dia lontarkan, alasannya sih ternyata cuma mau tegur saya sekalian minal aidin di hari yang fitri. Duh, kadang pria memang agak jelimet kalau perempuan tulen macam saya mau coba ngerti isi fikirannya.

Meskipun lebaran tapi saya memang nggak se-bahagia orang-orang, bukan cuma karena THR nya udah lewat tapi disamping itu, saya sedih karena setelah moment lebaran selesai semua pun kembali seperti semula. 

Saya nggak bisa tidur di samping Ibu saya lagi, ngga bisa ngobrol bercanda sama adik-adik ceriwis saya tiap hari lagi, ngga bisa main perang-perangan atau sekedar nyanyi berhitung sama keponakan laki-laki saya yang memanggil saya kakak bukannya Tante.

Iya, masa nya udah habis, saya harus kembali lagi ke ibukota, berjuang lagi demi kehidupan yang membaik dan masa depan yang gemilang, berjuang sendiri dengan bekal doa Ibu yang saya sayang, berjuang lagi menghadapi semua masalah pekerjaan yang sedang kusut, biaya kuliah yang membengkak atau sekedar masalah diet. 

Tapi disitulah justru hal-hal yang menjadikan saya makin bersyukur kalau ketemu Ramadhan plus Lebaran karena bisa tidur dipeluk Ibu sendiri sebelum suatu hari dipeluk suami sendiri.

Makanya ketika temen saya nanya kabar apakah saya sehat, jawaban saya sih gini : "Alhamdulillah, selama masih bisa bernafas aku harus terus selalu berusaha sehat."

Amin, semoga jawaban saya jadi doa untuk terus sehat, yowis gitu aja saya mau tidur dulu beberapa jam lumayan biar seger dan sadar ketika lebaran nanti pagi. Mau peluk Ibu saya dulu ya.

Selamat Lebaran Idul Fitri sis & Gan..


Senin, 04 Juli 2016

Biarkan saja


Karena minta untuk dimengerti itu lebih sulit, maka manusia sering menurunkan harga hanya dengan ingin dimaklumi saja.

Ternyata dimaklumi juga masih menyulitkan, maka harganya pun diturunkan lagi dengan meminta dibiarkan.

Sampai dititik itu, ternyata masih sulit. Lebah masih berdengung, nyamuk masih mendenging. Lalu diputuskannya untuk berbalik sikap; menjauh dan tidak lagi mengharap orang lain untuk membiarkan, tapi dirinya sendiri yang mengabaikan.

Kemana pun arah angin bertiup, ia tetap berdiri ditempatnya. Hanya sesekali angin dibiarkannya meniup dan membuat rambutnya berantakan.

Tak apa selama ia masih punya sisir.

Selasa, 28 Juni 2016

Yang sempat tak terjamah

www.bellayumiranda.blogspot.com

Setelah sekian lama berhenti dari aktivitas menulis, saya rindu membaca tulisan sendiri. Ketika membuka laman blog ini, hati tersentuh. Seperti pulang ke rumah yang sudah lama ditinggalkan ketika menengok tulisan yang tak kunjung saya selesaikan. Di dalamnya sudah banyak penuh debu, kecoak, hingga sarang laba- laba serta isinya dan tidak lagi nyaman. Ugh..

Seperti halnya sebuha karya ataupun rumah. Sesuatu yang memiliki ketidakjelasan pasti selalu memberikan rasa ketidaknyamanan. Dulu saya senang sekali membaca tulisan ini karena kemudian akan menggebu-gebu untuk melanjutkan kembali jalan cerita di chapter selanjutnya, menghidupkan tokoh utama pada kisah ini, menuliskan perjalanan hidup tokoh utama dengan selingan bahagia tangis dan kekecewaan seni kehidupan.
Tapi, sibuk pada kegiatan lain kemudian berakar tumbuh menjadi sebuah pencampakan pada hal yang sebenarnya sangat saya cintai ini. Menulis :3

Tulisan saya ini pun jadi gamang, menggantung, tak tau mau berujung kemana. Kasihan..
Tokoh utama pun seperti tengah tertidur pulas dalam cerita, tidak ada semangat berbinar lagi mempertahankan posisi eksistensinya karena pengarang bodoh yang sedang lelah akan hal kehidupan lain

Ini hanyalah sebuah ungkapan Rindu




Feeling used. But I'm still missing you. And I can't see the end of this. Just wanna feel your kiss against my lips. And now all this time is passing by. But I still can't seem to tell you why. It hurts me every time I see you. Realize how much I need you

I hate you I love you. I hat that I love you. Don't want to, but I can't put. Nobody else above you. I hate you I love you. I hate that I want you. You want her, you need her. And I'll never be her

I miss you when I can't sleep. Or right after coffee. Or right when I can't eat. I miss you in my front seat. Still got sands in my sweaters. From night we don't remember. Do you miss me like I miss you? F*cked around and got attached to you. Friends can break your heart too, and I'm always tired but never of you. If I pulled a you on you, you wouldn't like that shit. I put this real out, but you wouldn't bite that shit. I type a text but then I never mind that shit. I got these feelings but you never mind that shit. Oh, oh keep it on the low.

You're still in love with me but your friends don't know. If you wanted me you would just say so. And if I were you, I would never let me go. I don't mean no harm. I just miss you on my arm. Wedding bells were just alarms. Caution tape around my heart. You ever wonder that we coulda been? You said you wouldn't and you f*cking did. Lie to me lie, lie with me, get your f*cking fix. Now all my drinks and all my feelings are all f*cking mixed.

Always missing people that I shouldn't be missing. Sometimes you gotta burn some bridges just to create some distance. I know that I control my thoughts, and I should stop reminiscing. But I learned from my dad that it's good to have feelings. When love and trust are gone. I guess this is moving on. Everyone I do  right does me wrong. So every lonely night, I sing this song

All alone I watch you watch her. Like she's the only girl you've ever seen. You don't care you never did. You don't give a damn about me. Yeah all alone I watch you watch her. She's the only think you've ever seen. How is it you never notice. That you are slowly killing me



- and now, do you miss me like I miss you?

  

Senin, 27 Juni 2016

Salah Siapa ?




"Kamu harus sekolah yang pintar."
"Kamu harus jadi sarjana."
"Kamu harus pintar agama."
"Kamu harus punya pekerjaan yang baik."
"Kamu harus menikah dengan pasangan yang baik."
"Calonmu nanti harus yang kaya, punya fisik dan kerjaan bagus, taat beragama."
"Kamu harus bisa jadi kebanggaan orang tua."
"Kamu jangan sampai mempermalukan orang tua."
"Kamu jangan jadi gay." (jika anak laki-laki)
"Kamu jangan jadi lesbian." (jika anak perempuan)
"Kamu harus begini."
"Kamu ngga boleh begitu."

Akhirnya manusia terbiasa jadi makhluk yang paling pintar berbohong dan paling munafik, karena harus terlihat Indah dan Bahagia.  Yang sebenarnya "baik-baik saja" juga ikut berbohong karena lelah. Pura-pura nakal, bangga dengan kenakalannya, lalu terbiasa nakal. Demi siapa?

Demi orangtua, lingkungan atau bahkan agama. Dari generasi ke generasi. Sementara ada tuntutan lain yang tidak bisa dilakukan saat membahagiakan orang lain. Apa? yaitu "menjadi diri sendiri".
Manusia hanya bisa menjadi dirinya sendiri saat tidak lagi punya keterikatan dan kepentingan dengan siapa pun. Seorang pun, Tidak dengan keluarga, pekerjaan, atau apa pun. Dan itu tidak mungkin.

Ironisnya, kadang demi agama pun kita harus berbohong dan bersikap munafik, padahal agama melarang orang untuk berbohong.
Manusia bukan malaikat atau dewa. Dilahirkan berjuta kali pun akan tetap sama ; harus menjadi orang lain , harus palsu. Pencitraan adalah segalanya.
Dengan cara itulah manusia bertahan hidup dan mempertahankan eksistensinya.

Salah siapa?

Bukan ingin berusaha memihak pada kesalahan atau ketidaberhasilan seseorang menjadi yang paling baik. Namun, manusiawi rasanya jika manusia yang hakikatnya tak luput dari salah dan khilaf terus bergulir menjadi diantara dua hal tersebut selama hidup.

Jangan sampai sang sempurna pun ternyata melakukan salah dan khilaf juga untuk menjadi sempurna di mata manusia lain. Untuk Pencitraannya.

Toh, Sempurnanya tiap orang kan nggak pernah sama, terus kamu yakin sanggup bermain banyak peran demi mata dan kepuasan manusia lain yang kalau mereka nggak lihat kamu mereka juga nggak pernah terbesit tentang kamu dibenaknya?

Aku sih No..
I love my own self and always trying to be better, not to be perfect..

Because you can't make everyone happy, you're not pizza apalagi kupon diskon THR hehe..

Cheers :)

Sabtu, 18 Juni 2016

Rambut Hitam atau Warna Warni?

Kemarin seorang teman satu kelas kuliah menghubungi saya via WhatsApp, awalnya dia meminta izin untuk menanyakan suatu hal. Karena penasaran saya pun memberikan kesempatan dia bertanya yang mungkin saya bisa berikan jawabannya.


Dan message nya begini :



Saya agak lucu dan terkejut saat membacanya. Ya, saya memang salah satu orang yang suka bereksperimen dengan warna rambut dari mulai rambut warna merah, violet, brunnete, hingga blonde terang menyala pun sudah pernah berhias di kepala saya ini. Namun, saat ini saya sampai pada masa dimana saya merasa cukup lelah, bosan serta sudah tidak begitu excited dengan hal tersebut. Maka sekitar 2 bulan lalu saya memutuskan menghitamkan kembali rambut saya yang warna aslinya pun memang hitam, entah kenapa ada perasaan rindu dilubuk hati untuk kembali bermahkotakan si rambut hitam pekat khas nya wanita Indonesia, dan jadilah saya, kembali menjadi saya yang baru dengan rambut warna hitam yang lama.

Pendapat tiap-tiap teman pun berbagai macam. Ada yang suka dengan tampilan rambut baru saya, lebih fresh, katanya. Ada juga yang bilang potongan wajah agak Chinese seperti saya lebih keren dengan rambut warna terang. Semua pendapat saya terima dan saya saring, meskipun pada akhirnya saya paham bahwa saya sendirilah yang paling tau dan paham, apa yang paling cocok untuk saya.

Lalu terkait teman saya ini, sebenarnya kalau saya tidak salah perhitungan waktu, gadis ini baru saja mewarnai rambutnya yang tadinya hitam menjadi agak blonde dibagian bawah atau teknik ombre yang saat ini tengah hits. Saya sih kalau baru kurun waktu dua bulan setelah mewarnai rambut, sedang sangat excited sekali dengan rambut baru tersebut. Tapi, teman saya ini justru sudah mau kembali ke rambut aslinya. Dia menanyakan salon tempat saya mengembalikan rambut asli saya, mungkin karena dia lihat rambut saya yang bandel dulu sekarang sudah kembali jadi rambut yang baik :)

Saya sih tidak ingin bertanya terlalu jauh kenapa dia yang baru eksperimen dengan warna rambutnya kok sudah mau dikembalikan ke semula lagi, mungkin dia punya alasan yang tidak ada faedahnya juga kalau diberitahukan kepada saya, maka saya hanya berbicara mengenai informasi yang dia butuhkan.

Tapi omong-omong tentang warna rambut, saya jadi berfikir satu hal terkait ini, terkadang diri kita, manusia hampir seperti rambut perempuan muda yang tengah mengenal dunia, ingin mencoba segala hal dari baik, buruk, keren, norak, alay, ekstrim, bahkan kadang seringkali meninggalkan jati diri asli sampai-sampai diri sendiri sudah tidak mengenali siapa dirinya karena terlalu asik dan excited untuk mencoba berbagai warna lain kehidupan yang seringkali menghilangkan warna asli manusia itu sendiri.


Namun, akan tiba juga saatnya ketika kita para manusia dan rambut ini bisa jadi telah terlalu lelah atau terlalu kenyang mencoba segala warna lalu merindukan warna asli kita, merindukan diri kita yang sebenarnya, merindukan melakukan sesuatu yang memang ingin dilakukan karena dasar nurani dan bukan dasar trend, merindukan menjadi diri sendiri yang memang apa adanya bukan yang sok elegant karena dipaksa nama baik, bukan yang sok nakal biar dibilang keren, bukan yang sok pembobol batasan biar dapat label si pemberani, bukan juga si sosialita yang maksa terlihat demikian.

Dan pada saat kita merindukan untuk kembali akan sangat damai jika bisa berhasil kembali karena bayangkan jika rambut warna warni itu tidak bisa kembali dihitamkan?Padahal sudah sangat buruk warnanya. Pasti ada yang janggal menampilkan sesuatu yang tak ikhlas di hati.

Maka kembalilah dan jangan pernah lupa, entah cepat ataupun lambat, entah perlahan ataupun segera, entah kapan waktunya, jika telah merasa lelah melanglang buana mencicipi banyak warna kehidupan, ayolah lekas kembali pada dirimu sendiri, sebelum kekinian yang saat ini tengah merajaimu membuatmu jauh tak berarah dan membuatmu benar-benar kehilangan warna aslimu.


Cheers..

Kamis, 28 April 2016

Membayar Rindu

Hai..

Maukah kau sekedar membalas tegur sapaku?
Lama tidak berjumpa, kini aku diserang penyakit bernama rindu,
Aku agak cengeng belakangan ini, mungkin terlalu mendalami novel yang kubaca
atau terlalu serius menonton beberapa film.

Huh, aku menarik nafas menulis lagi,
apalagi saat sadar bahwa rindu padamu yang membuat aku ingin menulis,
Terkadang dadaku jadi sesak dan sulit bernafas ketika mengingatmu..
Lalu kemudian aku sadar bahwa ternyata sebuah rindu yang mengundang kesedihan.

Jika aku tuliskan mungkin tidak akan ada akhirnya membahas tentang dirimu
meskipun kenangan yang kupunya hanya beberapa waktu..
Aku tidak akan pernah kehabisan kata untuk mendeskripsikan
Bagaimana aku sangat mencintaimu, terlalu dan tetap selalu.
Like a fool..

Jadi, malam tadi aku bermimpi kita bertemu, kau tetap khas dengan senyumanmu
Lalu kau manarik tubuhku tenggelam dalam pelukanmu,
Aku menghirup aroma tubuhmu bagai oksigen untukku bernafas
Aku mengeratkan pelukan, melunaskan rindu yang tak terbayar,
Lalu kau mengusap air mataku, kau tersenyum menghadiahi kecupan di keningku dan berbisik
"aku akan tetap menjadi diriku yang kau mau, meskipun aku telah pergi bersama yang lain atau pun telah mati dan menjadi debu pada kenyataan, tapi aku akan tetap hidup dan menjadi pencintamu yang tergila-gila dalam hatimu, aku tidak akan terganti, aku akan tetap punya ruang dalam hatimu meski kau nantinya akan mengundang penghuni baru, aku akan muncul dalam mimpi-mimpimu untuk melunasi rindu-rindu yang harus dibayar, meskipun tidak nyata setidaknya hal ini cukup meringankan bebanmu pada realita kejam yang tak menginginkan kita bersama"

Kemudian aku terdiam, memikirkan bisikanmu dan membalas berbisik
"aku selalu dan selalu rindu akan dirimu, aku tau tidak berhak meminta banyak hal pada semesta, aku sangat senang bisa memelukmu dalam mimpi meskipun rinduku sebenarnya ada pada kenyataan. aku tidak membutuhkan hidup dengan dicintai semua orang, aku hanya butuh satu saja dan aku sudah mendapatkanmu lalu aku tidak butuh apa-apa lagi, bahkan memilkimu bukan lagi mejadi sebuah obsesiku, saat ini semua sudah cukup bagiku, kau jangan banyak bicara karena kita tak seharusnya berbincang didalam mimpi"

Dan lalu alarm pagi berbunyi, kenyataan kembali dan mimpi selesai.
Tapi cintaku tidak, dia abadi, setidaknya hingga hari ini.

Rinduku terobati..



Senin, 07 Maret 2016

Sesederhana itu

I did not know what is this. Is this a new hope, new chance or a new game?


Rasa akrab yang tidak seperti biasa aku temukan dalam orang lain, aku dapatkan darinya. Mungkin sebuah kejahatan jika berusaha membunuh bayangmu melalui dirinya atau dengan kata lain menggunakannya sebagai penghapus kenangan kita. Tapi itulah yang terjadi, aku tidak sengaja bahkan tidak pernah berusaha menunjuk dirinya sebagai pemain baru untuk menggantikanmu si pemain lama yang tak cukup handal mengikuti ritme permainan kehidupan.

Tidak sekuat dirimu, tentu saja dia mungkin belum sekuat dirimu mengguncang hatiku. Apakah adil jika bersamanya namun fikiranku masih padamu walau hanya mengingatmu untuk membandingkannya, aku tau aku tidak baik aku tau.

Tapi, dia juga bisa membuat tawaku ringan, dia juga lucu sepertimu, beberapa tempat kenangan kuat kita bahkan sengaja aku bawa dirinya untuk membuat kenangan baru. Maaf, tapi sumpah aku benar-benar ingin merelakanmu dengan cara apapun.

Tentang dia ini, dia telah menempatkanku pada posisi paling disayang olehnya dan juga keluarganya. Aku bahkan sering diciumi dan dipeluk erat oleh orang tuanya, aku tersenyum sendiri saat mengingatnya. Dia berusaha sekuatnya untuk membuktikan bahwa aku pantas bertahta dihidupnya, adilkah aku jika aku masih saja mengharapkan tahta pada hatimu?

Jangan tanya tentang diriku dulu, sejauh ini aku bisa tertawa bahagia dengannya dan bagiku sudah cukup. Bukankah tujuan hidup adalah untuk bahagia? ya menurutku begitu, aku bisa bahagia dengan seseorang yang juga bahagia saat denganku semua sudah cukup rasanya.

Aku tidak perlu terlalu cinta dan tidak perlu dipuja, karena semua yang terlalu seperti itu akan menurun kadarnya dimakan sang waktu, biarlah berbahagia saja menjadi sebuah kecukupan hidup, dibanding saat kau dicintai tetapi kau tak bisa cukup puas dan mengharap dicintai orang lain atau kau mencintai yang tidak bisa membuatmu bahagia, aku tidak mau mati karena cinta.

Aku ingin mati saat dengan kebahagiaan, sesederhana itu saat sebuah hal lucu membuatku tertawa dan melepaskan jutaan molekul kepedihan hidup. Aku hanya inginkan hal itu. Aku hanya ingin tertawa menikmati hidup :)

Kamis, 07 Januari 2016

Mari menua denganku..

Aku ingin bersamamu,
selalu bersamamu.
Menjadi pelengkapmu,
dan kamu mengutuhkanku.

Mengeryit berdua
ketika mentari mulai menyilaukan mata,
bermain air ketika hujan turun,
layaknya sepasang anak kecil.

Dan nanti ketika malam datang
aku ingin kita berada
dalam sehelai selimut yang sama.
Bercerita, hingga mata lelah.

Aku ingin bersamamu,
selalu bersamamu.
Dalam kegilaanku,
juga kewarasanku.

Karena kamu sahabatku,
juga teman hidupku.
Orang yang selalu ada
tujuh hari dalam seminggu.

Mari tua bersamaku
tanpa pernah melupakan
bahwa kita sepasang kanak-kanak.
Teruslah menjadi teman sepermainanku.


Cheers... :)

Selasa, 05 Januari 2016

2015 to 2016

Sepertinya aku hampir terkejut, seperti ngga menyangka kalau ternyata sekarang kalender sudah sampai ditahun 2016, padahal baru beberapa waktu lalu ngerasain tahun 2008, time flies so fast ya..

So, how about 2015? Is that the year you can get anything you want?
Actually, banyak ya yang terjadi dalam 2015, saya mendapatkan kantor baru, saya juga memutuskan untuk kuliah diawal tahun 2015, lalu saya juga sempat jatuh cinta ditahun itu (meskipun agak rumit), tahun 2015 juga menjadi tahun dimana saya benar-benar mencoba survive dengan kehidupan. Keluarga yang memutuskan pindah keluar kota, akhirnya saya harus stay sendiri disini mengadu nasib, ya abis gimana ya saya masih ngerasa kehidupan saya tuh dikota ini, masih lebih enak disini, meskipun konsekuensi nya tinggal sendiri, kadang kesepian, apalagi tipikal introvert macam saya yang sulit punya orang dekat, alhasil saya makin membuat dunia sendiri deh.

Tapi apapun itu saya bersyukur dikasih kesempatan menjalani tahun 2015 hingga tutup buku, kalau bicara resolusi, yah ngga mau muluk-muluk deh saya punya gusti Allah ini yang selalu akan menjamin hidup hingga mati saya, resolusi nya mau jadi makhluk yang lebih tau diri aja, biar makin deket ke sang pencipta nya, biar semakin sadar diri tujuan Allah ciptain saya ya buat beribadah bukan buat baper-baperan sama makhluk yang lainnya hehe.

Selamat datang 2016, saya ngga takut sama masa-masa sulit kedepan udah terlalu tahan mental nih hehe.



Senin, 04 Januari 2016

Yang singgah bersama hujan

Hujan..

Ketika langit mendung datang, ketika mentari tiba-tiba tak begitu terang bersinar, berganti dengan langit yang mendung..

Saat itu hujan turun, butiran-butiran air menyentuh bumi. Membawa suasana baru, membawa hawa baru. Mungkin ada yang merasakan kedinginan atau mungkin ada yang merasakan kehangatan, atau mungkin ada yang tiba-tiba mengingat kenangan..

Saat hujan, saat berdiam memang ingatan sering pergi tiba-tiba, Mungkin mengunjungi masa yang telah terlewati atau mungkin mencoba penasaran mengintip ke masa depan.

Jika ingatan yang datang hanya mencoba mengintip ke masa depan, akan banyak kebahagiaan karangan ya yang sengaja dibuat oleh fikiran kita.

Tetapi jika ingatan tentang masa lalau yang menghampiri? Ayolah, siapapun itu pasti memiliki pengalaman, siapapun itu pasti memiliki kenangan. Entah indah atau kurang indah :)


Minggu, 03 Januari 2016

True or false?


Kesendirian,
Keadaan dimana kadang kita tak menginginkannya tapi terkadang tanpa sadar juga kita butuhkan. Namun saat rasanya membutuhkan wadah untuk menampung berbagai keluh kesah dari cerita sehari-hari hingga sebuah curahan hati, orang-orang yang terperangkap dalam kesendirian tak tau harus pergi kemana.

Begitupun denganku, aku bukannya menyesali kesendirianku, jelas ini jalan yang kupilih. Lagipula aku memiliki Tuhan yang setiap saat mau mendengar keluh kesahku, aku pun merasakan hadirnya disetiap relung hatiku.

Tapi..ah lagi-lagi aku sering dibuat menjadi tak menentu oleh keadaan. Rasanya ingin membuktikan bahwa aku bisa menyelesaikan semua masalahku sendiri tanpa bantuan siapapun, tapi kadang saat dalam keadaan lelah aku tersadar aku membutuhkan seseorang yang dapat menampung lelahku, seseorang yang aku dapat berbagi tentang hidupku, seseorang yang aku percaya.

Bukan hanya seseorang yang sekedar berada disekitarku, tidak untuk hal itu aku punya beberapa orang, tetapi seseorang yang benar-benar membuka jiwa padaku dan yang dapat aku percaya dan mempercayaiku, apakah begitu sulit mendapatkan kepercayaan di masa dunia yang semakin gila ini?
Masa dimana ketulusan rasanya bukan lagi harga mati, masa dimana penilaian hanya selalu sebatas apa yang kau punya dan bukan apa yang kau perbuat.

Dunia ini semakin lucu untuk ditertawakan,