Kamis, 28 April 2016

Membayar Rindu

Hai..

Maukah kau sekedar membalas tegur sapaku?
Lama tidak berjumpa, kini aku diserang penyakit bernama rindu,
Aku agak cengeng belakangan ini, mungkin terlalu mendalami novel yang kubaca
atau terlalu serius menonton beberapa film.

Huh, aku menarik nafas menulis lagi,
apalagi saat sadar bahwa rindu padamu yang membuat aku ingin menulis,
Terkadang dadaku jadi sesak dan sulit bernafas ketika mengingatmu..
Lalu kemudian aku sadar bahwa ternyata sebuah rindu yang mengundang kesedihan.

Jika aku tuliskan mungkin tidak akan ada akhirnya membahas tentang dirimu
meskipun kenangan yang kupunya hanya beberapa waktu..
Aku tidak akan pernah kehabisan kata untuk mendeskripsikan
Bagaimana aku sangat mencintaimu, terlalu dan tetap selalu.
Like a fool..

Jadi, malam tadi aku bermimpi kita bertemu, kau tetap khas dengan senyumanmu
Lalu kau manarik tubuhku tenggelam dalam pelukanmu,
Aku menghirup aroma tubuhmu bagai oksigen untukku bernafas
Aku mengeratkan pelukan, melunaskan rindu yang tak terbayar,
Lalu kau mengusap air mataku, kau tersenyum menghadiahi kecupan di keningku dan berbisik
"aku akan tetap menjadi diriku yang kau mau, meskipun aku telah pergi bersama yang lain atau pun telah mati dan menjadi debu pada kenyataan, tapi aku akan tetap hidup dan menjadi pencintamu yang tergila-gila dalam hatimu, aku tidak akan terganti, aku akan tetap punya ruang dalam hatimu meski kau nantinya akan mengundang penghuni baru, aku akan muncul dalam mimpi-mimpimu untuk melunasi rindu-rindu yang harus dibayar, meskipun tidak nyata setidaknya hal ini cukup meringankan bebanmu pada realita kejam yang tak menginginkan kita bersama"

Kemudian aku terdiam, memikirkan bisikanmu dan membalas berbisik
"aku selalu dan selalu rindu akan dirimu, aku tau tidak berhak meminta banyak hal pada semesta, aku sangat senang bisa memelukmu dalam mimpi meskipun rinduku sebenarnya ada pada kenyataan. aku tidak membutuhkan hidup dengan dicintai semua orang, aku hanya butuh satu saja dan aku sudah mendapatkanmu lalu aku tidak butuh apa-apa lagi, bahkan memilkimu bukan lagi mejadi sebuah obsesiku, saat ini semua sudah cukup bagiku, kau jangan banyak bicara karena kita tak seharusnya berbincang didalam mimpi"

Dan lalu alarm pagi berbunyi, kenyataan kembali dan mimpi selesai.
Tapi cintaku tidak, dia abadi, setidaknya hingga hari ini.

Rinduku terobati..